Sabtu, 26 Januari 2013

Pengalaman Studi



Perkuliahan semester pertama program pascasarjana (PPs) UIN Yogyakarta yang saya dan teman-teman jalani akan berakhir. Untuk kelas PPI (Pemikiran Pendidikan Islam) angkatan ini (angkatan 2012) hanya terdapat satu kelas yang terdiri dari 17 mahasiswa kemudian berkurang menjadi 15 mahasiswa (2 mahasiswa pindah konsentrasi). Kelas lain, misal konsentrasi PAI memiliki tiga kelas sesuai jumlah peminat yang memilih konsentrasi tersebut. Saya beruntung memiliki teman-teman beragam yang berasal  latar belakang daerah, kampus (S1), dan kemampuan akademik yang berbeda.
Kampus tempat kami kuliah, UIN termasuk gedung pascasarjana memiliki luas 10 ha yang terdiri dari kampus timur dan kampus barat yang saling berdekatan dan dihubungkan dengan jalan bawah tanah (underpass) dan jembatan layang. Kampus dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi (information technology) yang canggih, termasuk jaringan internet dengan akses cepat dan layanan perpustakan dengan sistem mandiri (radio frequency identification /RFID). Kelas dilengkapi dengan LCD (proyektor) sebagai media pembelajaran termasuk papan tulis (white board) serta AC. Kursi dan meja ditata dengan baik agar memudahkan sistem perkuliahan.
Dulu saya beranggapan bahwa satu semester dilalui selama enam bulan, namun tidak demikian. Satu semester bukanlah enam bulan seperti anggapan saya. Satu semester untuk perkuliahan yang kami ikuti hanya berlangsung selama kurang lebih tiga bulan (mulai pertengahan September hingga Desember) dengan minimal 12 pertemuan. Mungkin satu semester dihitung dari proses registrasi sampai pengumuman nilai studi keluar.
Semester awal ini kami diberikan enam mata kuliah yang sudah dipaketkan (ditentukan). Mata kuliah yang diambil berdasarkan sistem kredit semster (SKS) yang telah ditentukan sampai berakhir semua perkuliahan selama empat semster (2 tahun), artinya kami tidak mengambil mata kuliah berdasarkan pilihan melainkan berdasarkan ketentuan pihak program studi (Magister Pendidikan Islam). Mata kuliah yang diambil terdiri dari mata kuliah agama dan umum yang saling terintegrasi, dengan dosen yang bergelar doktor dan beberapa dosen telah menyandang status guru besar (profesor).
 Pada semster ini kami tidak menjumpai adanya ujian tengah semester (middle test) seperti layaknya perkuliahan S1 dulu. Bahkan untuk ujian akhir (final test) ada dosen yang hanya mensyaratkan revisi makalah (paper) sebagai pengganti ujian tersebut. Beberapa mata kuliah telah selesai dan tinggal menunggu masa ujian yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang. Ada satu mata kuliah yang sudah melaksanakan ujian akhir.
Untuk dosen yang berhalangan hadir, diadakan kuliah pengganti di hari lain. Beberapa mata kuliah harus diadakan selama dua kali dalam seminggu untuk mengejar ketertinggalan waktu. Dalam perkuliahan maupun kegiatan luar kuliah yang diadakan di kampus, kebebasan akademik (academic freedom) sangat dijamin. Setiap civitas akademika (dosen-mahasiswa) diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kritik maupun sarannya tanpa ada halangan dari manapun. Hal yang sangat mendukung proses perkuliahan. Dosen menghargai pendapat mahasiswa begitu pun sebaliknya.
Metode perkuliahan yang diterapkan adalah dengan tatap muka (kelas) dengan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan seminar kelas (makalah). Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif daripada dosen yang bertugas sebagai fasilitator, motivator, dan kreator untuk menciptakan suasana pembelajarn yang kondusif. Setiap dosen memiliki karakter mengajar yang berbeda satu dengan yang lain. Ada dosen yang sangat dominan perannya dalam kelas, sehingga kami hanya mendengar ceramah dosen tersebut, walaupun dosen tersebut ahli di bidang yang diajarkannya. Ini tentu membuat kami tidak begitu leluasa dalam pembelajaran tersebut, walaupun kadang-kadang kami bisa nyantai. Namun umumnya para dosen menghargai pendapat dan usaha mahasiswa dalam seminar kelas.
Selain mengikuti perkuliahan, kegiatan luar seperti seminar, diskusi, dan lainnya juga kami ikuti. Berbagai tokoh yang hadir dalam acara-acara tersebut tidak hanya berkaliber nasional namun juga memiliki reputasi internasional. Selain pengalaman, pengetahuan dan wawasan pun juga bisa diperoleh di mana saja...

2 komentar:

Sabtu, 26 Januari 2013

Pengalaman Studi



Perkuliahan semester pertama program pascasarjana (PPs) UIN Yogyakarta yang saya dan teman-teman jalani akan berakhir. Untuk kelas PPI (Pemikiran Pendidikan Islam) angkatan ini (angkatan 2012) hanya terdapat satu kelas yang terdiri dari 17 mahasiswa kemudian berkurang menjadi 15 mahasiswa (2 mahasiswa pindah konsentrasi). Kelas lain, misal konsentrasi PAI memiliki tiga kelas sesuai jumlah peminat yang memilih konsentrasi tersebut. Saya beruntung memiliki teman-teman beragam yang berasal  latar belakang daerah, kampus (S1), dan kemampuan akademik yang berbeda.
Kampus tempat kami kuliah, UIN termasuk gedung pascasarjana memiliki luas 10 ha yang terdiri dari kampus timur dan kampus barat yang saling berdekatan dan dihubungkan dengan jalan bawah tanah (underpass) dan jembatan layang. Kampus dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi (information technology) yang canggih, termasuk jaringan internet dengan akses cepat dan layanan perpustakan dengan sistem mandiri (radio frequency identification /RFID). Kelas dilengkapi dengan LCD (proyektor) sebagai media pembelajaran termasuk papan tulis (white board) serta AC. Kursi dan meja ditata dengan baik agar memudahkan sistem perkuliahan.
Dulu saya beranggapan bahwa satu semester dilalui selama enam bulan, namun tidak demikian. Satu semester bukanlah enam bulan seperti anggapan saya. Satu semester untuk perkuliahan yang kami ikuti hanya berlangsung selama kurang lebih tiga bulan (mulai pertengahan September hingga Desember) dengan minimal 12 pertemuan. Mungkin satu semester dihitung dari proses registrasi sampai pengumuman nilai studi keluar.
Semester awal ini kami diberikan enam mata kuliah yang sudah dipaketkan (ditentukan). Mata kuliah yang diambil berdasarkan sistem kredit semster (SKS) yang telah ditentukan sampai berakhir semua perkuliahan selama empat semster (2 tahun), artinya kami tidak mengambil mata kuliah berdasarkan pilihan melainkan berdasarkan ketentuan pihak program studi (Magister Pendidikan Islam). Mata kuliah yang diambil terdiri dari mata kuliah agama dan umum yang saling terintegrasi, dengan dosen yang bergelar doktor dan beberapa dosen telah menyandang status guru besar (profesor).
 Pada semster ini kami tidak menjumpai adanya ujian tengah semester (middle test) seperti layaknya perkuliahan S1 dulu. Bahkan untuk ujian akhir (final test) ada dosen yang hanya mensyaratkan revisi makalah (paper) sebagai pengganti ujian tersebut. Beberapa mata kuliah telah selesai dan tinggal menunggu masa ujian yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang. Ada satu mata kuliah yang sudah melaksanakan ujian akhir.
Untuk dosen yang berhalangan hadir, diadakan kuliah pengganti di hari lain. Beberapa mata kuliah harus diadakan selama dua kali dalam seminggu untuk mengejar ketertinggalan waktu. Dalam perkuliahan maupun kegiatan luar kuliah yang diadakan di kampus, kebebasan akademik (academic freedom) sangat dijamin. Setiap civitas akademika (dosen-mahasiswa) diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kritik maupun sarannya tanpa ada halangan dari manapun. Hal yang sangat mendukung proses perkuliahan. Dosen menghargai pendapat mahasiswa begitu pun sebaliknya.
Metode perkuliahan yang diterapkan adalah dengan tatap muka (kelas) dengan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan seminar kelas (makalah). Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif daripada dosen yang bertugas sebagai fasilitator, motivator, dan kreator untuk menciptakan suasana pembelajarn yang kondusif. Setiap dosen memiliki karakter mengajar yang berbeda satu dengan yang lain. Ada dosen yang sangat dominan perannya dalam kelas, sehingga kami hanya mendengar ceramah dosen tersebut, walaupun dosen tersebut ahli di bidang yang diajarkannya. Ini tentu membuat kami tidak begitu leluasa dalam pembelajaran tersebut, walaupun kadang-kadang kami bisa nyantai. Namun umumnya para dosen menghargai pendapat dan usaha mahasiswa dalam seminar kelas.
Selain mengikuti perkuliahan, kegiatan luar seperti seminar, diskusi, dan lainnya juga kami ikuti. Berbagai tokoh yang hadir dalam acara-acara tersebut tidak hanya berkaliber nasional namun juga memiliki reputasi internasional. Selain pengalaman, pengetahuan dan wawasan pun juga bisa diperoleh di mana saja...

2 komentar:


Followers

Sponsor

Flag Counter
 

Pemikir Muda | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform