Sabtu, 16 Februari 2013

Pare, Potret Pendidikan Murah dan Terjangkau


Pare, kota kecil yang menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri, memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelajar, mahasiswa atau siapapun yang ingin belajar bahasa, terutama bahasa Inggris. Popularitas Pare begitu terkenal karena di sana berdiri puluhan lembaga kursus bahasa dengan biaya murah serta biaya hidup yang juga relatif murah. Beberapa kali stasiun TV nasional meliput tentang Pare yang dikenal sebagai kampung Inggris. Walaupun istilah kampung Inggris masih tidak tepat digunakan karena tidak semua warga atau siswanya menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari. Penggunaan bahasa Inggris hanya dilakukan di kelas speaking, di camp (semacam kos dengan English area yang dilengkapi aturan berbahasa Inggris bagi penghuni yang tinggal di dalamnya) atau di luar kegiatan kelas yang dilakukan oleh siswa-siswa yang ingin mempraktekkan bahasa Inggrisnya.
Pare adalah contoh keberhasilan dalam mengelola dan menjalankan lembaga pendidikan nonformal dengan konsep murah namun dapat menjanjikan kualitas pendidikan yang cukup memadai bahkan bagus. Salah satu pelajaran dan memiliki banyak peminat adalah bahasa Inggris. Puluhan lembaga kursus bahasa yang tersebar di Pare berada di desa Tulungrejo dan Pelem. Kedua desa ini menjadi pusat kursus bahasa yang ada di kota kecil, Pare.
Lembaga kursus biasanya hanya mempunyai satu subjek kursus, misalnya kursus bahasa Inggris saja atau kursus bahasa Arab. Jarang sekali lembaga kursus memiliki dua atau lebih subjek kursus, misalnya kursus bahasa Inggris dan kursus bahasa Arab. Kursus bahasa Inggris yang tersebar lebih mendominasi di Pare dibandingkan dengan lembaga kursus bahasa asing lainnya. Selain bahasa Inggris, juga terdapat kursus bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, Spanyol, kursus komputer, kursus Aritmatika, dan sebagainya.
Lembaga kursus tersebut dikelola oleh perorangan atau swasta, tidak ada lembaga kursus yang dikelola oleh pemerintah. Puluhan lembaga kursus yang berdiri berdasarkan inisiatif perorangan atau kumpulan orang. Beberapa orang atau siswa yang telah lama belajar bahasa di Pare akan mendirikan lembaga kursusan baru atau menjadi pengajar (tutor) di kursusan yang pernah ia ambil atau di kursusan lain.
Dalam perekrutan tenaga pengajar tidak ada standar baku yang digunakan dan tidak ada kualifikasi akademik yang menjadi syarat, umumnya perekrutan berdasarkan kemampuan (skill), namun ada yang berdasarkan kedekatan personal dan kemampuannya, ada juga yang telah lama menjadi tutor kemudian diangkat menjadi pengajar.
Semakin lama perkembangan lembaga kursus semakin bertambah dan berkembang, namun ada juga lembaga yang tutup karena sepi peminat. Persaingan antar lembaga kursus di Pare berlangsung sehat dan positif, bahkan tidak nampak adanya persaingan. Masing-masing lembaga berupaya untuk menawarkan program-programnya dengan baik tanpa khawatir dengan lembaga kursus lain. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan lembaga kursus di Pare yang semakin tahun semakin banyak peminatnya, yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Kualitas adalah salah satu keunggulan yang ditawarkan melalui program-program belajar. Lembaga yang memiliki program dan kualitas bagus akan memiliki banyak peminat. Sementara yang kurang bermutu atau karena faktor lain akan sepi peminat yang tertarik.
Ada beberapa istilah atau sebutan yang digunakan dan populer di Pare. Untuk pengajar biasanya disebut tutor, kecuali di lembaga Kresna, tutor bukanlah seorang pengajar (teacher) melainkan hanya pembimbing di program Planet English (program grammar ditambah speaking yang berlangsung selama 2 bulan), sementara di lembaga kursus lain tutor bisa disamakan dengan pengajar (teacher). Selalin itu ada suatu panggilan populer kepada seseorang atau siswa yang belajar di kursusan bahasa Inggris, untuk laki-laki digunakan sebutan mister, sedangkan untuk perempuan dipakai sebutan miss. Kedua sebutan tersebut digunakan untuk kalangan dewasa maupun muda yang sedang kursus bahasa Inggris. Bahkan kedua sebutan tersebut juga digunakan untuk memanggil seorang pengajar atau tutor, ditambah sebutan lain yaitu sir. Jarang sekali digunakan sebutan pak atau bapak dan ibu.
Dalam kegiatan pembelajaran durasi waktu yang digunakan biasanya 1,5 jam perprogram dalam sehari. Dalam seminggu pembelajarn diadakan selama lima atau enam hari yaitu mulai hari Senin hingga Jumat atau Sabtu. Dalam sebulan akan diadakan dua kali pendaftaran yaitu antara tanggal 10 dan 25 setiap bulan. Beberapa kursusan juga mengadakan jam tambahan dalam bentuk study club yang berlangsung pada sore atau malam hari. Biaya kursus perprogram berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 200.000 sesuai dengan lembaga kursus yang menawarkan program. Program-program yang ditawarkan ada yang berlangsung selama satu minggu, dua minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan, bahkan enam bulan.
Tidak aturan atau tata tertib ketat yang diberlakukan dalam pembelajaran. Apabila ada siswa yang datang terlambat atau tidak hadir dalam beberapa hari, tidak ada sangsi yang diterapkan. Tentu yang merugi di sini adalah siswa itu sendir karena telah membayar. Tempat atau kelas belajar yang digunakan sederhana sekali baik di dalam maupun luar ruangan.
Di akhir program akan diadakan ujian (test) untuk mengukur pencapaian siswa dalam mengikuti program. Ujian diadakan dalam bentuk tertulis untuk program grammar, dan TOEFL. Sementara speaking, ujian dalam bentuk lisan. Yang lulus atau berhasil akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kursus. Untuk siswa yang tidak lulus masih diberi kesempatan untuk mengulang dalam beberapa hari atau pekan berikutnya.
Berikut ini beberapa lembaga kursus bahasa Inggris yang memiliki program bagus dan memiliki banyak peminat. Lembaga yang disebutkan di bawah ini hanya berdasarkan pengamatan saya (untuk Elfast dan Kresna, saya pernah mengikuti program-programnya) tanpa ada maksud menyepelekan lembaga lain.
1.    Basic English Course (BEC)
2.    Elfast
3.    Kresna English Language Institute
4.    Mahesa Institute
5.    The Daffodils
6.    Smart ILC
7. dll.
Masih banyak lembaga lain yang hadir dan bertahan di tengah menjamurnya lembaga kursus bahasa. Kehadiran lembaga kursus bahasa turut memberi dampak positif bagi perekonomian warga setempat. Penyediaan kos/camp, penyewaan sepeda, warung, rumah makan, dan cafe, warnet, dan sebagainya, semakin berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.Di tengah mahalnya biaya belajar bahasa di lembaga-lembaga kursus di luar konteks Pare, belajar bahasa di Pare bisa menjadi alternatif.

Sabtu, 16 Februari 2013

Pare, Potret Pendidikan Murah dan Terjangkau


Pare, kota kecil yang menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri, memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelajar, mahasiswa atau siapapun yang ingin belajar bahasa, terutama bahasa Inggris. Popularitas Pare begitu terkenal karena di sana berdiri puluhan lembaga kursus bahasa dengan biaya murah serta biaya hidup yang juga relatif murah. Beberapa kali stasiun TV nasional meliput tentang Pare yang dikenal sebagai kampung Inggris. Walaupun istilah kampung Inggris masih tidak tepat digunakan karena tidak semua warga atau siswanya menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari. Penggunaan bahasa Inggris hanya dilakukan di kelas speaking, di camp (semacam kos dengan English area yang dilengkapi aturan berbahasa Inggris bagi penghuni yang tinggal di dalamnya) atau di luar kegiatan kelas yang dilakukan oleh siswa-siswa yang ingin mempraktekkan bahasa Inggrisnya.
Pare adalah contoh keberhasilan dalam mengelola dan menjalankan lembaga pendidikan nonformal dengan konsep murah namun dapat menjanjikan kualitas pendidikan yang cukup memadai bahkan bagus. Salah satu pelajaran dan memiliki banyak peminat adalah bahasa Inggris. Puluhan lembaga kursus bahasa yang tersebar di Pare berada di desa Tulungrejo dan Pelem. Kedua desa ini menjadi pusat kursus bahasa yang ada di kota kecil, Pare.
Lembaga kursus biasanya hanya mempunyai satu subjek kursus, misalnya kursus bahasa Inggris saja atau kursus bahasa Arab. Jarang sekali lembaga kursus memiliki dua atau lebih subjek kursus, misalnya kursus bahasa Inggris dan kursus bahasa Arab. Kursus bahasa Inggris yang tersebar lebih mendominasi di Pare dibandingkan dengan lembaga kursus bahasa asing lainnya. Selain bahasa Inggris, juga terdapat kursus bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, Spanyol, kursus komputer, kursus Aritmatika, dan sebagainya.
Lembaga kursus tersebut dikelola oleh perorangan atau swasta, tidak ada lembaga kursus yang dikelola oleh pemerintah. Puluhan lembaga kursus yang berdiri berdasarkan inisiatif perorangan atau kumpulan orang. Beberapa orang atau siswa yang telah lama belajar bahasa di Pare akan mendirikan lembaga kursusan baru atau menjadi pengajar (tutor) di kursusan yang pernah ia ambil atau di kursusan lain.
Dalam perekrutan tenaga pengajar tidak ada standar baku yang digunakan dan tidak ada kualifikasi akademik yang menjadi syarat, umumnya perekrutan berdasarkan kemampuan (skill), namun ada yang berdasarkan kedekatan personal dan kemampuannya, ada juga yang telah lama menjadi tutor kemudian diangkat menjadi pengajar.
Semakin lama perkembangan lembaga kursus semakin bertambah dan berkembang, namun ada juga lembaga yang tutup karena sepi peminat. Persaingan antar lembaga kursus di Pare berlangsung sehat dan positif, bahkan tidak nampak adanya persaingan. Masing-masing lembaga berupaya untuk menawarkan program-programnya dengan baik tanpa khawatir dengan lembaga kursus lain. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan lembaga kursus di Pare yang semakin tahun semakin banyak peminatnya, yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Kualitas adalah salah satu keunggulan yang ditawarkan melalui program-program belajar. Lembaga yang memiliki program dan kualitas bagus akan memiliki banyak peminat. Sementara yang kurang bermutu atau karena faktor lain akan sepi peminat yang tertarik.
Ada beberapa istilah atau sebutan yang digunakan dan populer di Pare. Untuk pengajar biasanya disebut tutor, kecuali di lembaga Kresna, tutor bukanlah seorang pengajar (teacher) melainkan hanya pembimbing di program Planet English (program grammar ditambah speaking yang berlangsung selama 2 bulan), sementara di lembaga kursus lain tutor bisa disamakan dengan pengajar (teacher). Selalin itu ada suatu panggilan populer kepada seseorang atau siswa yang belajar di kursusan bahasa Inggris, untuk laki-laki digunakan sebutan mister, sedangkan untuk perempuan dipakai sebutan miss. Kedua sebutan tersebut digunakan untuk kalangan dewasa maupun muda yang sedang kursus bahasa Inggris. Bahkan kedua sebutan tersebut juga digunakan untuk memanggil seorang pengajar atau tutor, ditambah sebutan lain yaitu sir. Jarang sekali digunakan sebutan pak atau bapak dan ibu.
Dalam kegiatan pembelajaran durasi waktu yang digunakan biasanya 1,5 jam perprogram dalam sehari. Dalam seminggu pembelajarn diadakan selama lima atau enam hari yaitu mulai hari Senin hingga Jumat atau Sabtu. Dalam sebulan akan diadakan dua kali pendaftaran yaitu antara tanggal 10 dan 25 setiap bulan. Beberapa kursusan juga mengadakan jam tambahan dalam bentuk study club yang berlangsung pada sore atau malam hari. Biaya kursus perprogram berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 200.000 sesuai dengan lembaga kursus yang menawarkan program. Program-program yang ditawarkan ada yang berlangsung selama satu minggu, dua minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan, bahkan enam bulan.
Tidak aturan atau tata tertib ketat yang diberlakukan dalam pembelajaran. Apabila ada siswa yang datang terlambat atau tidak hadir dalam beberapa hari, tidak ada sangsi yang diterapkan. Tentu yang merugi di sini adalah siswa itu sendir karena telah membayar. Tempat atau kelas belajar yang digunakan sederhana sekali baik di dalam maupun luar ruangan.
Di akhir program akan diadakan ujian (test) untuk mengukur pencapaian siswa dalam mengikuti program. Ujian diadakan dalam bentuk tertulis untuk program grammar, dan TOEFL. Sementara speaking, ujian dalam bentuk lisan. Yang lulus atau berhasil akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kursus. Untuk siswa yang tidak lulus masih diberi kesempatan untuk mengulang dalam beberapa hari atau pekan berikutnya.
Berikut ini beberapa lembaga kursus bahasa Inggris yang memiliki program bagus dan memiliki banyak peminat. Lembaga yang disebutkan di bawah ini hanya berdasarkan pengamatan saya (untuk Elfast dan Kresna, saya pernah mengikuti program-programnya) tanpa ada maksud menyepelekan lembaga lain.
1.    Basic English Course (BEC)
2.    Elfast
3.    Kresna English Language Institute
4.    Mahesa Institute
5.    The Daffodils
6.    Smart ILC
7. dll.
Masih banyak lembaga lain yang hadir dan bertahan di tengah menjamurnya lembaga kursus bahasa. Kehadiran lembaga kursus bahasa turut memberi dampak positif bagi perekonomian warga setempat. Penyediaan kos/camp, penyewaan sepeda, warung, rumah makan, dan cafe, warnet, dan sebagainya, semakin berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.Di tengah mahalnya biaya belajar bahasa di lembaga-lembaga kursus di luar konteks Pare, belajar bahasa di Pare bisa menjadi alternatif.

Followers

Sponsor

Flag Counter
 

Pemikir Muda | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform